Kelapa Kopyor (Cocos mucifera L)
Kelapa
kopyor merupakan komoditas andalan yang bernilai ekonomi tinggi dan di
cirikan oleh daging buah yang bertekstur gembur dan sebagian besar tidak
melekat di tempurungnya serta rasa yang gurih pada buah yang mudah. Di
Filipina, Jenis kelapa ini di sebut makapuno, di Srilangka dan Thailand
disebut dikiri. Buah kopyor ini di duga berasal dari tanaman kelapa
yang mengalami mutasi genetik secara alamiah. Kelapa berbuah kopyor
adalah mutan kelapa yang ditemukan di antara populasi kelapa normal.
Buah kelapa kopyor dapat dipasarkan dalam bentuk segar dan siap saji
maupaun melalui pengolahan lebih dahulu
Di
Indonesia, pemanfaatan kelapa kopyor lebih ditujukan untuk kebutuhan
konsumsi bahan pangan berupa es kopyor, es krim kopyor, koktil, selei
kopyor dan bahan campuran kue. Di Filipina, jenis produk yang dapat
dihasilkan dari kelapa kopyor lebih beragam dan berkembang, antara lain
makapuno coconut candy, pure makapuno preserve (buah kaleng), bokupai
(kue kelapa) dan manisan. Produk produk ini telah di pasarkan secara
luas di Filipina.
Hasil
survei yang di laksanakan Balitka pada tahun 2006 menunjukan bahwa
kelapa kopyor terdiri atas dua tipe, yaitu tipe Dalam dan tipe Genjah.
Tipe Dalam terdapat di Kalianda (Lampung Selatan), Ciomas (Bogor),
Sumenep dan Jombang (Jawa Timur) dan Pati (Jawa Tengah).
Di
Kabupaten Pati Kelapa Kopyor Tipe Genjah tersebar di beberapa
kecamatan, yaitu Tayu, Dukuhseti, Margoyoso, Wedarijaksa, Gembong dan
Trangkil. Pertanaman kelapa kopyor ini dijumpai dalam bentuk tanaman
tunggal dan populasi.
Berdasarkan riset Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan menilai kelapa kopyor (Cocos mucifera L)
di Pati, Jawa Tengah, terbaik di Indonesia. Kelapa kopyor di kota bumi
mina tani itu mendekati persentase kemurnian kelapa kopyor yang
dikembangkan dengan teknik kultur embrio.
BUDIDAYA KELAPA KOPYROR SECARA SINGKAT :
Secara
alami, tanaman kelapa kopyor tipe Dalam hanya menghasilkan buah kopyor
1-2 butir per tandan. Hal ini disebabkan kelapa tipe Dalam termasuk
tanaman menyerbuk silang sehingga peluang bertemunya gen resisif pada
bunga betina dan serbuk sari relatif kecil. Kelapa kopyor tipe Genjah
menghasilkan buah kopyor per tandam lebih banyak dari tipe Dalam,
kadang kadang dapat mencapai 50% hal ini disebabkan kelapa tipe Genjah
termasuk tanaman menyerbuk sendiri sehingga peluang bertemunya gen
resisif pada bunga betina dan serbuk sari lebih besar.
Buah
kelapa kopyor tipe Dalam terdiri atas 3 warna, yitu hijau, hijau
kekuningan dan coklat, hijau kekuningan, sedangkan buah kelapa kopyor
tipe Genjah terdiri atas 5 warna, yaitu; hijau, hijau kekuningan, coklat
tua, coklat muda, kuning, (gading wulan) dan orange (gading).
Berdasarkan tipe buah, kelapa kopyor dengan daging buah yang tebal dan
buahnya berwarna hijau dan coklat memiliki rasa yang lebih enak dan
gurih.
Perbanyakan
kelapa kopyor dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, cara
konvensional, menggunakan benih yang berasal dari tandan yang
menghasilkan buah kopyor. Tanaman yang di perbanyak dengan cara ini
apabila telah berproduksi hanya menghasilkan 1-2 butir/tandan. Cara ini
telah dilakukan oleh petani di kabupaten Pati. Kedua cara in vitro,
yaitu menumbuhkan embrio dari buah kopyor pada media tumbuh buatan dalam
kondisi aseptik di laboratorium. Tanaman yang di hasilkan dengan cara
ini akan menghasilkan 90% hingga 100% buah kopyor. Tanaman kelapa kopyor
yang di perbanyak dengan cara ini telah di tanam di Ciomas (Bogor),
Riau dan Kalimantan Timur.
Oleh
karena sifat sifat menyerbuk silang, maka bibit kelapa kopyor tipe
Dalam hasil teknik in vitro harus di tanam pada areal teisolasi dari
pertanaman kelapa biasa. Jarak yang dapat di tolelir adalah 400 m.
Sebaliknya karena sifat menyerbuk sendiri, bibit kelapa kopyor tipe
Genjah dapat di tanam pada areal yang tidak terisolasi terlalu ketat
seperti tipe Dalam.
Seperti
halnya dengan jenis tanaman kelapa lainnya, tanaman kelapa kopyor dapat
di serang hama dan penyakit. Jenis hama utama yang dapat menyerang
tanaman kelapa kopyor, antara lain Plesispa rechei Chapuis, Brontispa longissima Gestro, Oryctes rhinoceros L. dan Artona catoxantha.
Penyakit yang dapat menyerang tanaman kelapa kopyor, antara lain;
bercak daun, busuk kering, busuk janur, pendarahan batang, busuk pucuk,
gugur buah dan penyakit yang di sebabkan oleh Phytoplasma.
Pengendalian hama dan penyakit saat ini adalah dengan cara pegendalian
hama dan penyakit terpadu dengan konsepsi analisis ekonomi.
Perhitungan
kelayakan invenstasi kelapa kopyor berdasarkan atas pedoman teknik
budidaya kelapa secara umum, yang meliputi; pembibitan, pengolahan
tanah, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Secara umum,
usaha tani kelapa kopyor cukup menjanjikan tetapi investasi yang di
lakukan harus memenuhi beberapa kriteria kelayakan investasi
SEKILAS TENTANG KELAPA KOPYOR DI KABUPATEN PATI
Berdasarkan riset Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan menilai kelapa kopyor (Cocos mucifera L)
di Pati, Jawa Tengah, terbaik di Indonesia. Kelapa kopyor di kota bumi
mina tani itu mendekati persentase kemurnian kelapa kopyor yang
dikembangkan dengan teknik kultur embrio.
Direktur
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan Witjaksana Darmosaskoro
menyatakan hal itu seusai menandatangani kerja sama pembudidayaan kelapa
kopyor bersama kelompok tani “Sarwono Makmur”, Desa Sambiroto,
Kecamatan Tayu, serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pati, pada hari
Selasa tanggal 22 Mei 2012, di Ruang Pragolo Setda Kabupaten Pati.
Menindaklanjuti
hal itu, PPKS membeli 1.200 kelapa kopyor grade C (berdiameter 15
sentimeter) dari petani. PPKS akan mengambil embrio kelapa kopyor itu
untuk dibudidayakan dengan teknik kultur embrio.
Pati
mengembangkan kelapa kopyor sejak 50 tahun lalu. Jenis kelapa kopyor
yang dikembangkan adalah kelapa genjah hijau kopyor, genjah coklat
kopyor, genjah kuning kopyor, dan oranye kopyor. Batang induk pohon
kelapa kopyor itu sebanyak 1.951 pohon. Induk itu tersebar di sejumlah
desa di Kecamatan Tayu, Dukuhseti, dan Margoyoso. Kelapa kopyor itu
dikembangkan di tepi jalan, pekarangan, tepi sungai, dan kebun.
Hingga
kini menurut Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, luas tanam kelapa
kopyor di Kabupaten Pati mencapai 378,09 ha. Tiga kecamatan yang
memiliki areal per tanaman terluas yaitu Dukuhseti, Tayu, dan Margoyoso,
dengan luas berturut-turut 132,60 ha, 131,55 ha, dan 69,50 ha.
Populasi
kelapa genjah kopyor Pati, memiliki enam variasi warna buah, yaitu
hijau, hijau kecoklatan, coklat, coklat kehijauan, kuning, dan oranye
(gading), namun yang paling dominan adalah yang berwarna hijau, kuning,
dan coklat. Ketiga varietas kelapa genjah kopyor tersebut menurut Pudjo
telah dilepas Menteri Pertanian pada 29 Desember 2010 sebagai varietas
unggul dengan nama Kelapa Genjah Coklat Kopyor, Kelapa Genjah Hijau
Kopyor, dan Kelapa Genjah Kuning Kopyor. Hal ini dibuktikan dengan Surat
Keputusan (SK) No. 3995/KPTR/SR/120/12/2010 yang siap dilepas untuk
kelapa genjah varietas genjah cokelat kopyor. Berikutnya varietas genjah
hijau kopyor dengan sertifikat No. 3936/KPTR/SR/120/12/2010, sedangkan
genjah kuning kopyor sertifikat No. 3997/KPTR/SR/120/12/2010. Dengan
adanya SK Menteri Pertanian itu, otomatis Kabupaten Pati sudah memiliki
kekuatan hukum yang pasti sehingga diperlukan pengawasan yang
benar-benar intensif agar hak kekayaan lokal yang sudah mendapat
pengakuan secara nasional itu tidak dinikmati pihak lain yang tidak
bertanggung jawab.
No comments:
Post a Comment