Pages

Saturday 12 January 2013

BUDIDAYA MATOA

I. PENDAHULUAN
Tanaman matoa merupakan tanaman tahunan yang berbua menurut musim. Tanaman Matoa tumbuh di Irian Jaya, Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Tanaman dewasa saat ini merupakan tanaman alami yang secara selektiv berdasarkan pengamatan dan pengalamannya. Jarak tanam tidak teratur ada yang tumbuh di halaman rumah, tegalan dan di pinggir jalan.
Tanaman matoa dapat ditanam dengan hasil baik pada ketinggian 20-400 Meter dpl. Produksi tanaman matoa sebagai tanaman buah lebih menonjol dibandingkan fungsi lain seperti sebagai bahan bangunan pada beberapa lokasi buahnya mempunyai rasa yang lebih manis dan dagingnya lebih tebal terutama matoa yang tumbuh di Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Jenis matoa yang tumbuh di Irian Jaya mempunya rasa yang sangat khas yaitu kombinasi antara rasa buah lengkeng dan buah durian.
Buahnya Selain dimakan dalam bentuk segar dapat juga diawetkan dengan cara teknologi pengalengan, dibuat manisan, sirup, serta jeli. Kegunaan serbaguna yang lain dari tanaman matoa ini yaitu batang kayu yang sudah tua dapat digunakan untuk bahan banguna rumah antara lain rangka atap, tiang dan lain-lain.
II. TEKNOLOGI BUDIDAYA
Tanaman matoa dapat dikembangakan secara generative yaitu menanam biji dan secara vegetativ yaitu dengan cara pencangkokan. Pemindahan bibit matoa dari persemaian harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati, karena bibit tanaman matoa sangat peka terhadap perobahan lingkungan, terutama bagian akar, sehingga tidak bisa dianjurkan memindahkan bibit dengan cara cabutan.
Cara yang paling baik adalah membuat persemaian yang teratur dan pembibitan didalam plastic poli bag untuk memudahkan penanaman maupun pengangkutannya. Bila dengan cangkok cabang atau ranting yang dipilih dikerut atau dikupas kulitnya hingga bersih dari kambium, selanjutnya dibersihkan dengan kain dan dibiarkan 1-2 hari lamanya. Setelah itu tanah ditempelkan pada kerutan, dibungkus dengan media sabuk kelapa dan diikat. Setelah berumur 3-4 bulan akar mulai tumbuh selanjutnya dipindahkan kedalam poli bag.
III. PEMUPUKAN DAN PEMELIHARAAN
a. Pemupukan
Pemupukan tanaman matoa dimulai pada saat tanam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk :
  • Pupuk Organik 5 Kg
  • SP 36 1 Kg
  • Urea 0,5 Kg
  • Kapur 1 Kg
Semua pupuk dicampur menjadi satu dengan tanah galian, bagian atas dibiarkan selama 4-6 hari kemudian ditanami dengan bibit matoa.
b. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan pengulangan untuk menghindari perangsangan dalam penyerapan unsur hara dalam tanah antara tanaman matoa dan tumbuhan lain yang tumbuh disekitar tanaman matoa
c. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Hama yang sangat menonjol yang menyerang tanaman matoa adalah lalat daun yang menyerang tanaman muda, tikus dan kelelawar memakan buah yang sudah matang, penggerak batang menyerang bagian batang dan ranting tanaman matoa.
IV. PANEN DAN PASCA PANEN
Penangana pasca panen matoa yang baik, disamping meningkatkan mutu buah matoa dan memperkecil kehilangan hasil. Adapun usaha memperbaikan pasca panen matoa meliputi waktu panen, cara panen, situasi, pengepakan dan penyimpanan.

No comments:

Post a Comment