1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Jambu bol atau jambu dersana merupakan
tanaman buah tahunan yang berasal dari kawasan Indo-Cina, Malaysia,
Filipina dan Indonesia. Literatur lain menyimpulkan bahwa jambu bol
berasal dari Malaysia. Di Indonesia penyebaran jambu bol terkonsentrasi
di Pulau Jawa.
Nama daerah jambu bol adalah jambu ripu (Aceh), dharsana (Madura),
jambu bol (Sunda, batak, lampung), Myambu bol (Bali), Jambu bo (Minangkabau),
jambu boa (Jambi) dan maufa (Nias). |
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Menurut sistematika, tanaman apel termasuk
dalam:
Divisio |
: Spermatophyta |
Subdivisio |
: Angiospermae |
Klas |
: Dicotyledonae |
Keluarga |
: Myrtaceae
|
Genus |
: Syzygium |
Spesies |
: Syzygium malaccense (L.) Merr &
Perry |
Tanaman
tahunan ini dapat hidup sampai puluhan tahun. Dua jenis jambu
bol lokal yang biasa ditanam adalah jambu bol merah Cianjur
dengan potensi 80-100 kg/musim/pohon dan jambu bol putih Congkili
dengan potensi1.125-1.250 kg/musim/pohon. Varietas baru berumur
genjah adalah Si Mojang yang dapat dipanen 3 kali dalam setahun.
|
|
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
Buah jambu bol yang rasanya segar dan baunya
sangat harum dijadikan makanan buah segar yang disantap tanpa diolah. |
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Jawa Barat (Lebak,
Bogor, Cianjur, Garut, Ciamis, Sumedang, Subang), Jawa Timur (Purworejo,
Boyolali, Karanganyar, Sragenm Jepara), Jawa Tengah (Malang, Banyuwangi,
Pamekasan) dan DI Yogyakarta (Kulon Progo). Pada tahun 1991, produksi
di pulau Jawa mencapai 51.763 kwintal/tahun. Luas produksi sukar
dipastikan karena belum ada perkebunan jambu bol, umumnya ditanam
sebagai tanaman pekarangan saja. Diperkirakan jumlah pohon di Pulau
Jawa mencapai 879.533. Produksi jambu bol dari tahun ke tahun dapat
dikatakan konstan.
|
5. |
SYARAT PETUMBUHAN |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Tanaman jambu bol dapat tumbuh dengan baik
di daerah yang memiliki curah hujan 500–3.000 mm/tahun. |
2. |
Dalam Pertumbuhannya
tanaman jambu bol memerlukan intensitas cahaya matahari
sebesar 40-80%.
|
3. |
Temperatur yang ideal untuk pertumbuhan
tanaman jambu bol adalah 18–28 °C |
4. |
Kelembaban udara antara 50–80 % |
|
5.2. |
Media Tanam
1. |
Tanah yang cocok adalah tanah yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik. |
2. |
Tanah Inseptisol sangat baik,
sedangkan tanah yang tidak terlalu subur seperti Ultisol
dan Oksisol (Podsolik Merah Kuning) masih baik untuk budidaya
jambu bol setelah diberi pupuk dan kapur. |
3. |
Tanah dengan keasaman (pH)
antara 5,5-7,5 sangat cocok untuk pertumbuhannya. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Tanaman
jambu bol mempunyai daya adaptasi yang besar di lingkungan
tropis dari dataran rendah sampai tinggi yang mencapai
1.200 m dpl. |
|
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA
|
|
6.1. |
Pembibitan |
|
1) Persyaratan
Benih
|
|
Biji berasal
dari varietas unggul, berumur lebih dari 15 tahun, produktif
dan produksi stabil. Biji berasal dari buah masak pohon, yang
besarnya normal dan mulus. Biji dikeringanginkan selama 1-3
hari di tempat teduh. Biji-biji yang memenuhi syarat adalah
berukuran relatif besar, ukuran seragam, bernas dan tidak
cacat.
|
2) |
Pembuatan Persemaian |
|
Persemaian dapat dilakukan di
dalam bedengan atau polybag. |
|
a) |
Bedengan |
|
|
- Olah tanah sedalam 30-40 cm dengan cangkul, keringanginkan
15-30 hari. Buat bedengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40
cm, panjang sesuai lahan dan jarak antar bedengan 60 cm.
-
Campurkan 2kg/m2 pupuk kandang dengan
tanah bedengan.
-
Buat sungkup bedengan berbentuk setengah
lingkaran dengan tinggi pusat lingkaran minimal 50 cm.
Naungi sungkup dengan plastik bening.
|
|
b) |
Polybag |
|
|
- Lubangi dasar polybag diameter 10-15 cm.
- Isi polybag dengan media berupa campuran tanah, pupuk
kandang (2:1)
- Simpan polibag di dalam sungkup.
|
3) Teknik Penyemaian
Biji
|
a) |
Bedengan |
|
|
- Siram tanah bedengan.
- Buat lubang semai pada jarak 15 x 10 cm.
- Semai biji di lubang sedalam 3-5 cm dan tutup
dengan tanah tipis, siram kembali.
|
|
b) |
Polybag |
|
|
- Siram media di dalam polybag.
- Semaikan satu biji sedalam 3-5 cm, tutup dengan
tanah dan siram secukupnya.
|
4) |
Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian |
|
a) |
Penyiraman dilakukan
1-2 kali sehari, terutama jika kemarau. |
|
b) |
Penyiangan dilakukan
sesuai dengan pertumbuhan gulma. |
|
c) |
Pemupukan setiap 3 bulan
dengan urea, SP-36 dan KCl (2:1:1) sebanyak 50-
100 g/m2 atau 4 g/polibag. |
|
d) |
Penyemprotan pestisida
dengan konsentrasi 30-50% dari dosis anjuran. |
|
e) |
Membuka sungkup jika
cuaca cerah secara berangsur-angsur agar tanaman
dapat beradaptasi dengan lingkungan kebun. |
5) |
Pemindahan Bibit
Bibit di bedengan dipindahkan ke polybag setelah
berumur 6 bulan. Pindah tanam ke lapangan dilakukan
setelah bibit berumur 10-12 bulan di persemaian.
|
6) |
Bibit Enten(Grafting)
Model sambungan yang terbaik adalah sambungan celah.
Batang bawah berasal dari bibit hasil perbanyakan
dengan biji yang berumur 10-12 bulan sedangkan pucuk
berasal dari pohon induk unggul. Setelah disambung,
bibit dipelihara selama 2-3 bulan. |
7) |
Bibit Cangkok
Cabang yang akan dicangkok berada pada tanaman yang
unggul dan produktif. Cabang yang dipilih tidak
terlalu tua/muda, berwarna hijau keabu-abuan/kecoklatcoklatan
dengan diameter sedikitnya 1.5 cm. Setelah 2-2,5
bulan (sudah berakar), bibit segera dipotong dan
ditanam di polybag dengan media campuran tanah:
pupuk kandang 1:1. Bibit dipelihara 1 bulan. |
|
|
6.2. |
Pengolahan Media
Tanam |
|
1) |
Persiapan |
|
Lahan hanya diolah
di lubang tanam dan dilaksanakan 15-30 mhari sebelum
tanam. Jarak tanam jambu bol adalah 8 x 8 m dengan lubang
tanam berukuran 60 x 60 x 50 cm.
|
2) |
Pembukaan Lahan Tanam |
|
Gali lubang tanam
sedalam 25 cm sehingga membentuk lubang dangkal 60 x
60 x 25 cm Tempat kan tanah galian di satu sisi. Gali
kembali sampai kedalaman 50 cm dan tempatkan tanah galian
di sisi lain. Keringanginkan 15-30 hari. Masukkan tanah
galian lapisan bawah. Campurkan 20-40 kg/ha pupuk kandang
dengan tanah galian atas dan masukkan ke dalam lubang.
Sementara itu, pilih dan
siapkan bibit yang memenuhi syarat dan sehat, keperluan
bibit per hektar adalah 156 buah.
|
|
6.3. |
Teknik Penanaman
1) |
Pembuatan Lubang Taman |
|
Lubang tanam dibuat dengan
menggali lahan berukuran 30 x 30 x 30 cm. |
2) |
Cara Penanaman |
|
Bibit ditanam di
awal musim hujan kecuali jika air selalu berlimpah.
a) |
Taburkan insektisida
100 gram Furadan 3 G dan 100-150 gram campuran urea,
SP-36 dan KCl (2:1:1) ke dalam lubang tanam. |
b) |
Siram media polybag, sobek polybag, keluarkan
bibit beserta tanahnya dan tanamkan di lubang. Siram
secukupnya. |
c) |
Timbun dengan tanah sampai pangkal batang dan
padatkan tanah di sekitar batang. |
d) |
Pasang tiang penyangga di sisi kiri/kanan dan
ikat tanaman ke tiang penyangga. |
|
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
- Penyulaman
Dilakukan sebelum tanaman berumur 1 bulan. Bibit yang
tidak tumbuh diganti dengan bibit baru yang ditanam
pada lubang tanam yang sama.
- Perempalan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk pohon dan sekaligus
meningkatkan produktifitas.
a) |
Pemangkasan I |
|
- Tanaman berumur kurang dari 1 tahun
- Memotong ujung batang sampai ketinggian
70-100 cm dari tanah
- Setelah cabang primer terbentuk, dipilih
dua atau tiga cabang primer terbaik dan
dibiarkan tumbuh sampai 50 cm.
|
b) |
Pemangkasan II |
|
- Memotong ujung batang cabang primer yang
sudah berukuran panjang 50 cm.
- Cabang primer dipotong sampai 30 cm dari
pangkalnya. Setelah cabang sekunder terbentuk,
dipilih 3 cabang sekunder terbaik.
|
c) |
Pemangkasan III |
|
- Memotong cabang sekunder sampai 30-50
cm dari pangkalnya.
- Setelah cabang tersier terbentuk, pelihara
3 cabang tersier.
- Pemangkasan dihentikan.
|
- Pemupukan
Jenis pupuk dan dosis (gram/pohon/tahun) yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a) |
Umur tanaman 1 Tahun : |
|
Urea |
: 200; |
SP-36 |
: 100; |
KCl |
: 100; |
Frekuensi pemupukan |
: 4x |
|
b) |
Umur tanaman 2 Tahun : |
|
Urea |
: 200 |
SP-36 |
: 100 |
KCl |
: 100 |
Frekuensi pemupukan |
: 3x |
|
c) |
Umur tanaman 3 Tahun : |
|
Urea |
: 250 |
SP-36 |
: 125 |
KCl |
: 125 |
Frekuensi pemupukan |
: 3x |
|
d) |
Umur tanaman 4 Tahun : |
|
Urea |
: 300 |
SP-36 |
: 150 |
KCl |
: 150 |
Frekuensi pemupukan |
: 3x |
|
e) |
Umur tanaman 5 Tahun : |
|
Urea |
: 400 |
SP-36 |
: 200 |
KCl |
: 200 |
Frekuensi pemupukan |
: 3x |
|
f) |
Umur tanaman 6 Tahun : |
|
Urea |
: 200 |
SP-36 |
: 400 |
KCl |
: 200 |
Frekuensi pemupukan |
: 3x |
|
g) |
Umur tanaman 7 Tahun : |
|
Urea |
: 250 |
SP-36 |
: 500 |
KCl |
: 250 |
Frekuensi pemupukan |
: 3x |
|
h) |
Umur tanaman 8 Tahun : |
|
Urea |
: 250 |
SP-36 |
: 500 |
KCl |
: 250 |
Frekuensi pemupukan |
: 3x |
|
i) |
Umur tanaman 9 Tahun : |
|
Urea |
: 250 |
SP-36 |
: 500 |
KCl |
: 250 |
Frekuensi pemupukan |
: 3x |
|
j) |
Umur tanaman 10 Tahun : |
|
Urea |
: 250 |
SP-36 |
: 500 |
KCl |
: 250 |
Frekuensi pemupukan |
: 3x |
|
k) |
Umur tanaman >10 Tahun : |
|
Urea |
: 250 |
SP-36 |
: 500 |
KCl |
: 250 |
Frekuensi pemupukan |
: 3x |
|
- Pengairan dan Penyiraman
Ketika masih muda, tanaman diairi 1-2
kali sehari. Jika sudah cukup besar dan perakarannya
dalam, tanaman disirami 10-2 kali sebulan. Pemberian
air dilakukan dengan cara disiram di sekeliling tajuk.
- Pemulsaan
Mulsa jerami kering dihamparkan setelah tanam di sekeliling
tajuk tanaman dengan ketebalam 3-5 cm.
- Pembungkusan Buah
Buah dibungkus 7-10 hari sebelum panen untuk mencegah
serangan lalat buah dan mendapatkan warna kulit bagus.
Pembungkusan buah menggunakan ijuk yang membungkus
rangkaian buah. Ijuk diikat di kedua ujung rangkaian
buah.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
1. |
Ulat
parasa/ulat bajra (Parasa lepida Cr.)
Ciri: ulat berwarna kuning kehijauan
dengan garis biru di punggung, berukuran 20-25 cm dan
berbulu yang menyebabkan rasa gatal.
Gejala: (daun robek atau bolong
tidak teratur.
Pengendalian: kimia dengan insektisida
Decis 2,5 EC/Curacron 500 EC. |
2. |
Ulat trabola (Trabala
pallida) Ciri:
tubuh ulat bagian kiri dan kanan berbulu lebat, dengan
kepala merah bergaris kuning. Gejala:
menyerang daun dan pada serangan berat dapat menyebabkan
tanaman gundul. Pengendalian:
insektisida Decis 2,5 EC atau Curacron 500 EC. |
3. |
Lalat megatrioza
(Megatrioza vitiensis Kiri.)
Ciri: lalat kecil berwarna
hitam kekuningan.
Gejala: larva menyerang buah
dengan cara menggerek dan melubangi dan hidup di dalamnya.
Buah dapat gugur.
Pengendalian: membungkus buah dengan
ijuk; menggunakan perangkap berbahan aktil metyl eugenol;
insektisida sistemik Perfekthion 400 EC dengan cara
infus akar/batang menjelang masa berbunga. |
4. |
Lalat bisul (Procontarini
mattiana Kieff & Cicec)
Gejala: daun berbintil-bintil atau berbisul
kecil.
Pengendalian: memangkas daun yang terserang,
sanitasi kebun dan insektisida sistemik Perfekthion 400 |
|
7.2. |
Penyakit
1. |
Antraknose
Penyebab:jamur
Colletotrichum gloeosporoides.
Gejala: daun menjadi keriting
di daerah tepi dan ujung daun mati, tunas mengering
dan mati, buah matang berbercak-bercak coklat tua sampai
hitam. Pengendalian dengan sanitasi kebun, memangkas
buah/daun yang terserang dan mengurangi kelembaban kebun.
Pengendalian: dengan fungisida
berbahan aktif tembaga Kasumin 5/75 WP atau Cupravit
OB 21. |
2. |
Bercak
Daun
Penyebab: jamur Cercospora
sp.
Gejala: daun berbercak-bercak
merah kecoklatan dan di tengahnya berwarna putih.
Pengendalian: dengan sanitasikebun,
memangkas daun yang terserang dan fungisida Antracol
70-WP atau Dithane M-45.
|
3. |
Kapang jelaga (sooty
mould )
Penyebab:jamur Capnodium
sp. Gejala:sebagian
atau seluruh permukaan atas daun tertutup oleh lapisan
hitam. Pengendalian: kimia
dengan menyemprotkan bubuk belerang pada permukaan daun. |
4. |
Karat merah (Red
rust )
Penyebab: jamur Cephaleuros virescens)
Gejala:daun berbercak-bercak bulat berwarna
coklat, permukaan atas daun berbintik-bintik lembut.
Pengendalian: dengan pemangkasan
daun yang sakit dan sanitasi kebun serta fungisida Antracol
70 WP dan Dithane M-45. |
|
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Panen
Tanaman berasal dari biji berbuah pada umur 4-5 tahun, dari
enten pada umur 3-4 tahun dan bila berasal dari cangkok pada
umur 1-2 tahun. Pohon berbuah bulan Mei- Juni dan buah dipanen
di bulan Agustus-September. Ciri buah yang dapat dipanen adalah
sudah berukuran maksimal, umur 80 hari sejak berbunga, warna
kulit merah merata, merah bergaris /putih bersih (tergantung
dari jenis) dan buah sudah agak
empuk dan agak harum. |
8.2. |
Cara Panen
Buah dipetik dari rangkaiannya dengan hati-hati dan jangan sampai
jatuh. |
8.3. |
Periode Panen
Setiap musim dipetik 3-4 kali dengan interval 5 hari sekali.
|
8.3. |
Perkiraan Produksi
Buah jambu bol dapat dipanen dua kali dalam setahun, dengan
hasil panen ke dua hanya 50% dari panen pertama. Produktivitas
jambu bol merah Cianjur berkisar 12,48-15,6 ton/musim/ha atau
18,72-23,4 ton/tahun/ha, jambu bol putih congkili 78,0 ton/musim/ha
atau 117,0 ton/tahun/ha. Produktivitas mulai menurun pada waktu
tanaman berumur 30 tahun. |
|
9. |
PASCA PANEN |
|
9.1. |
Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan dimasukkan ke dalam keranjang plastik
dan disimpan sementara di ruangan yang sejuk dan. Buah dari
jenis yang berbeda tidak disatukan dengan jenis yang lain. |
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
Pisahkan buah cacat dari yang baik dan klasifikasikan buah berdasarkan
ukurannya. Buah dicuci bersih dengan air mengalir/dialiri air
kemudian ditiriskan di rak pengeringan. |
9.3. |
Pengemasan dan Transportasi
Buah dikemas dalam kotak kardus/keranjang plastik dan disusun
rapi agar tidak berpindah tempat selama pengangkutan. Sebaiknya
buah disimpan dalam cold storage jika tidak langsung diangkut
ke pasar. |
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya jambu bol seluas 1 hektar dengan
jarak tanam 8 x 8 m, populasi 156 pohon di Jawa Barat pada tahun
1999.
1) |
Biaya produksi
tahun ke-1
1. Sewa lahan
2. Bibit 160 batang @ Rp. 3.000,-
3. Pupuk
- Pupuk kandang 6 ton @ Rp.
150.000,-
- Urea 25 kg @ Rp. 1.500,-
- SP-36 25 kg @ Rp.1.900,-
- KCl 25 kg @ Rp. 1.800,-
4. Pestisida 4 liter
5. Tenaga Kerja
- Lubang tanam, ajir 15 HKP
@ Rp. 7.500,-
- Beri pupuk 5HKP + 10 HKW @
Rp. 5.000,-
- Tanam 5 HKP + 6 HKW
- Pemeliharaan 40 HKP+20 HKW |
Rp. 22.500.000,-
Rp. 480.000,-
Rp. 900.000,-
Rp. 37.500,-
Rp. 47.500,-
Rp. 45.000,-
Rp. 625.000,-
Rp. 112.500,-
Rp. 87.500,-
Rp. 67.500,-
Rp. 400.000,- |
2) |
Biaya produksi tahun ke-2 s.d.
ke-4
1. Pupuk
- Pupuk kandang 10 ton @ Rp.
150.000,-
- Urea 75 kg @ Rp. 1.500,-
- SP-36 50 kg @ Rp.1.900,-
- KCl 50 kg @ Rp.1.800,-
2. Pestisida 5 liter
3. Tenaga kerja
-Tenaga pemeliharaan 50 HKP+50
HKW
4. Alat |
Rp. 1.500.000,-
Rp. 112.500,-
Rp. 95.000,-
Rp. 90.500,-
Rp. 781.250,-
Rp. 625.000,-
Rp. 600.000,- |
3) |
Biaya produksi tahun ke-5 s.d. ke-15
1. Pupuk - Pupuk kandang 24
ton @ Rp. 150.000,- - Urea
125 kg @ Rp. 1.500,- - SP-36
300 kg @ Rp.1.900,- - KCl
150 kg @ Rp. 1.800,-
2. Pestisida 7 liter
3. Alat
4. Tenaga kerja - Pemeliharaan
50 HKP + 60 HKW - Panen &
pasca panen 40 HKP + 50 HKW
Jumlah biaya produksi dalam 15 tahun |
Rp. 3.600.000,-
Rp. 187.500,-
Rp. 570.000,-
Rp. 270.000,-
Rp. 1.093.750,-
Rp. 450.000,-
Rp. 675.000,-
Rp. 550.000,-
Rp. 118.704.000,- |
4) |
Pendapatan dari hasil produksi
(15 tahun) : 73,32 ton |
Rp. 256.620.000,- |
5) |
Keuntungan bersih 15 tahun |
Rp. 138.546.000,- |
6) |
Parameter kelayakan usaha
1. B/C rasio |
= 2,162 |
Panen dimulai pada tahun ke 5 dan keuntungan mulai diraih
pada tahun ke enam.
|
10.2. |
Gambaran Peluang Agribisnis
Dalam lima tahun terakhir, produksi buah jambu bol dapat dikatakan
selalu konstan. Tidak adanya perubahan tingkat produksi mungkin
disebabkan oleh tidak ada/kurangnya penanaman tanaman baru.
Jika kita perhatikan, pada musim panen jambu bol (Juli-September),
buah ini tidak pernah melimpah di pasaran dan harganya mahal.
Di luar negeri, Jambu bol dikatakan sebagai buah masa depan
karena mulai digemari. Walaupun pemasaran di dalam negeri
belum memadai dan peluang ekspor masih kecil, buah ini berprospek
cerah terutama karena nilai gizinya yang baik dan bentuk serta
citarasanya yang eksotik.
Harga buah ini di dalam negeri sangat baik, Di sekitar Padalarang,
harga 1 kg jambu ukuran besar dapat mencapai Rp. 15.000 dan
yang terkecil Rp. 5.000. Harga ini jauh di atas harga buah-buahan
lokal lainnya.
|
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu,
cara pengambilan contoh dan cara pengemasan. |
11.2. |
Diskripsi
------- |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
------- |
11.4. |
Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat
di bawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20
buah dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak
bertingkat (startified random sampling) sampai diperoleh minimum
20 buah untuk dianalisis.
a. Jumlah kemasan dalam partai (lot) sampai dengan 100, contoh
yang diambil 5.
b. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 sampai dengan 300,
contoh yang diambil 7.
c. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, contoh yang diambil
9.
d. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil
10.
e. Jumlah kemasan dalam partai (lot) lebih dari 1000, contoh
yang diambil 15
(minimum).
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang
berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan
dengan badan hukum. |
11.5 |
Pengemasan
Jambu bol dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai dengan
berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label
yang bertuliskan antara lain: nama barang, golongan ukuran,
jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat
tujuan, hasil Indonesia, daerah asal. |
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
Empep Sanusi. 1998. Jambu Bol
“Si Mojang” berumur Genjah. Trubus no. 341.
|
2. |
Rahmat Rukmana, 1998. Ir. Budidaya Jambu Bol.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta. |
|
No comments:
Post a Comment