1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Nangka merupakan tanaman buah
berupa pohon yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis
termasuk Indonesia. Di Indonesia pohon ini memiliki beberapa nama
daerah antara lain nongko/nangka (Jawa, Gorontalo), langge (Gorontalo),
anane (Ambon), lumasa/malasa (Lampung), nanal atau krour (Irian Jaya),
nangka (sunda). Beberapa nama asing yaitu: jacfruit, jack (Inggris),
nangka (Malaysia), kapiak (Papua Nugini), liangka (Filipina), peignai
(Myanmar), khnaor (Kamboja), mimiz, miiz hnang (laos), khanun (Thailand),
mit (Vietnam). |
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Di Indonesia lebih dari 30 kultivar di
Jawa terdapat lebih dari 20 kultivar. Berdasarkan sosok pohon dan
ukuran buah nangka terbagi dua golongan yaitu pohon nangka buah besar
dan pohon nangka buah mini.
1) |
Nangka buah besar: tinggi mencapai 20-30 m; diameter
batang mencapai 80 cm dan umur mulai berbuah sekitar 5-10 tahun.
|
2) |
Nangka buah kecil: tinggi mencapai 6-9 m; diameter batang
mencapai 15-25 cm dan umur mulai berbuah sekitar 18-24 bulan.
|
Berdasarkan kondisi daging buah nangka dapat dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu: |
1) |
Nangka bubur: daging buah tipis, lunak agak berserat, beraroma
keras mudah lepas dari buah. |
2) |
Nangka salak: daging buah tebal, agak kering aromanya kurang
keras. (nangka celeng dan nangka belulang). |
3) |
Nangka cempedak: daging buah tipis, liat dan beraroma harum
spesifik. |
Varietas-varietas unggul nangka yang ditanam di Indonesia yaitu: nangka
bilulang/nangka celeng, nangka cempedak, nangka dulang, nangka kandel,
nangka kunir, nangka merah, nangka salak, nangka mini, dan nangka
misin. |
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
1) |
Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai
makanan sayuran. |
2) |
Tepung biji nangka digunakan sebagai bahan baku industri makanan
(bahan makan campuran). |
3) |
Daun muda dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. |
4) |
Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan
meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang
kuda dan kandang sapi ( di Priangan), dayung, perkakas, dan
alat musik. |
5) |
Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. |
|
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Merupakan buah utama
bahkan dianggap sebagai pangan pokok pada saat kekurangan pangan.
Di Asia Tenggara, nangka terutama dipelihara di pekarangan dan dikebun
buah campuran; pada tahun 1980-an beberapa kebun buahnya yang luas
ditanamai nangka sebagai tanaman tumpang sari dengan Nangka. Karena
buahnya mudah sekali busuk, tidak dapat dilakukan perdagangan ekspor
ke Australia, Eropa dan sebagainya dari pabrik-pabrik pengalengan
di Malaysia.
|
5. |
SYARAT PETUMBUHAN |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Angin
berperan dalam membantu penyerbukan bunga pada tanaman
nangka.
|
2) |
Pohon nangka cocok tumbuh di daerah yang memilki curah hujan
tahunan ratarata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya
tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering
yaitu di daerah-daerah yang mempunyai bulan-bulan kering
lebih dari 4 bulan
|
3) |
Sinar matahari sangat diperlukan nangka
untuk memacu fotosintesa dan pertumbuhan, karena pohon
ini termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat
menyebabkan terganggunya pembentukan bunga dan buah serta
pertumbuhannya. |
4) |
Rata-rata suhu udara minimum 16-21 derajat
C dan suhu udara maksimum 31- 31,5 derajat C. |
5) |
Kelembaban udara yang tinggi diperlukan
untuk mengurangi penguapan. |
|
5.2. |
Media Tanam
1) |
Pohon nangka dipelihara
di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial,
tanah liat berpasir/liat berlempung yang dalam dan beririgasi
baik. |
2) |
Umumnya tanah yang disukai
yaitu tanah yang gembur dan agak berpasir. Pohon ini hidup
pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah
asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambutpun pohon
ini dapat tumbuh dan menghasilkan buah. |
3) |
Pohon nangka tahan terhadap
pH rendah (tanah masam) dengan pH 6,0-7,5, tetapi yang
optimum pH 6–7. |
4) |
Kedalaman air tanah yang cocok
bagi pertumbuhan nangka adalah 1-2 m atau antara 1-2.5
m. Karena perakarannya sangat dalam, maka sebaiknya ditanam
pada tanah yang cukup teball lapisan atasnya (kira-kira
1 m). |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Pohon nangka dapat
tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat
1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk
pertumbuhan nangka adalah antara 0-800 m dpl. |
|
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA
|
|
6.1. |
Pembibitan
Pohon manggis dapat diperbanyak dengan biji/bibit hasil
penyambungan pucuk dan susuan. Pohon yang ditanam dari biji
baru berbunga pada umur 10-15 tahun sedangkan yang ditanam dari
bibit hasil sambungan dapat berbunga pada umur 5-7 tahun.
|
|
1) Persyaratan Bibit
|
|
Umumnya
perbanyakan tanaman nangka dilakukan dengan menggunakan bijinya,
karena perbanyakkan dengan cangkok atau okulasi hanya sedikit
persentase jadinya. Hal ini mungkin disebabkan kandungan lateksnya
yang dapat menghambat proses persatuan.
Seleksi dilakukan sejak masa pembibitan apabila ingin mendapatkan
nangka yang bersifat unggul (cepat berbuah, mampu berproduksi
banyak dengan buah yang berkualitas dan tahan terhadap hama
dan penyakit). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih bibit yang baik adalah:
|
|
a) |
Bibit harus
berasal dari jenis atau varietas yang unggul (produksi tinggi,
buah berkualitas baik, berumur panjang dan tahan terhadap
hama dan penyakit).
|
|
b) |
Bibit harus sehat yang
dapat dilihat dari sosoknya yang kokoh, batangnya kuat, lurus
dan tumbuh tegak, percabangan banyak serta daun bagian atas
berwarna hijau segar dan mengkilap.
|
2) |
Penyiapan Bibit |
|
Penanganan
benih mencakup pencucian secara hati-hati untuk membuang kulit
biji yang berlendir dan membuang bagian perikarp yang berupa
tanduk; perlakuan ini akan memperbaiki perkecambahan. Benih
disemai sewaktu masih segar; jika diperlukan penyimpanan jangka
pendek, benih tidak boleh dibiarkan mengering.
Benih yang memilki 40% dari kandungan air aslinya dan disimpan
dalam wadah plastik yang kedap, dengan suhu udara 20 derajat
C masih mampu berkecambah selama 3 bulan. Dalam kondisi yang
memadai perkecambahan dapat diawali setelah 10 hari dan mencapai
persentase perkecambahan 80-100% dalam jangka waktu 35-40
hari setelah disemai. Benih hendaknya diletakkan mendatar
atau dengan hilumnya menghadap ke bawah untuk perkecambahan.
Cara pembiakan pohon nangka dengan okulasi memerlukan keterampilan
khusus dan pengalaman dan persentase jadinya rendah. Keuntungannya
antara lain cepat berbuah dan sifatnya induknya dapat diturunkan.Tanaman
yang digunakan sebagai pangkal bawah adalah anakan nangka/cempedak
yang asalnya dari biji.
Cara okulasinya adalah sebagai berikut:
|
|
a) |
Sayat sebuah mata kayu
(mata entras) dari batang nangka, dengan kulitnya kira-kira
2 cm dari atas sampai 2 cm di bawah mata. Kayu yang terbawa
dibuang dengan hati-hati agar titik tumbuh mata tidak rusak.
|
|
b) |
Sayat kulit pohon pangkal
bawah , kira-kira 10-20 cm di atas leher akar dengan lebar
2-3 cm dan panjangnya 3-4 cm. Ungkitlah dari kayunya dan lidah
kukit dipotong separuhnya. Masukkanlah mata tersebut ke dalam
lidah kulit pohon pangkal bawah tersebut, sedemikian rupa,
mata masih kelihatan di atas lidah kulit pohon yang dipotong.
Kemudian ikatlah dengan tali rafia dan mata tetap tersembul
keluar (jangan sampai terhimpit).
|
|
c) |
Pada okulasi yang berhasil,
sesudah 8-14 hari ikatan tali rafia harus dibuang. Apabila
tunas sudah tumbuh sepanjang 1-10 cm, ikatlah tunas pada bagian
atas pohon, agar tunas tumbuhnya lurus dan tidak dirusak karena
digoyanggoyang angin.
|
|
Bahan untuk
cangkok diambil dari dahan muda/ranting baru berada di cabang
pohon/tunas ranting baru yang berada di cabang pohon maupun
tunas ranting yang belum produktif. Pencangkokkan dilakukan
menjelang musim penghujan agar perakaran dapat tumbuh dengan
baik. Namun demikian pencangkokkan dilakukan pada musim kemarau,
tetapi harus disiram secara teratur.
Cara mencangkok dilakukan dengan cara mengupas kulit sekeliling
dalam 3-5 cm lebarnya. Luka yang telah dibuat dibiarkan kering
kena angin 1-2 hari. Kemudian luka bagian atas diolesi hormon
rootone F, setelah itu ditutup dengan tanah berkompos atau
humus yang telah dibasahi dan dibalut dengan sabut kelapa
atau plastik yang telah diberi lobang-lobang kecil.
|
3) |
Teknik Penyemaian Bibit |
|
Biji disemai/ditanam
ke dalam kantong-kantong plastik yang sudah tersedia di bedengan
sedalam setebal biji, setelah itu ditutup lapisan tanah tipis.
Biji akan berkecambah dengan rata-rata daya kecambah dan persen
jadi tanaman ± 90 %. Semai muda dipotkan selambat-lambatnya
setelah berdaun empat helai, karena bibit yang lebih tua sulit
untuk dipindahtanamkan (transplanting). Kesulitan ini dapat
diatasi dengan cara menyemaikan 1-2 benih langsung ke dalam
satu wadah. Semai paling cocok disimpan di bawah naungan (50-70
% intensitas cahaya matahari penuh).
|
4) |
Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
|
|
Untuk bibit
dari biji, penyiraman dilakukan secara teratur setiap pagi
hari. Sebaiknya persemaian diberi naungan yang tidak terlalu
rapat dan menghadap ke arah timur guna mencegah penguapan
air yang terlalu cepat.
Untuk bibit dari cangkokkan, penyiraman dapat dilakukan secara
teratur tiap hari untuk mencegah kekeringan. Penyiraman ini
dilakukan kalau belum ada hujan. Semai dari cangkokan sebaiknya
diberi naungan saat baru dipindahkan supaya tidak layu.
|
5) |
Pemindahan Bibit |
|
- Potong bahan bawah setinggi 15-25 cm dari pangkal leher
lalu buat celah di ujung batang sepanjang 3-5 cm.
- Runcingkan pangkal batang atas sepanjang 3-5 cm.
- Selipkan bagian runcing batang atas (pucuk) ke dalam celah
batang bawah.
- Balut bidang pertautan batang bawah dan atas dengan tali
rafia. Pembalutan dimulai dari atas, lalu ikat ujung balutan
dengan kuat.
-
Tutupi hasil sambungan dengan kantung
plastik transparan dan simpan di tempat teduh. Setelah
2-3 minggu penutup dibuka dan bibit dibiarkan tumbuh selama
3-4 minggu. Balutan dapat dilepas setelah berumur 3 bulan
yaitu pada saat bibit telah bertunas. Setelah berumur
6 bulan bibit siap dipindahtanamkan ke kebun.
- Selama penyambungan siram bibit secara rutin dan siangi
gulma.
|
|
d) |
Perbanyakan dengan penyambungan susuan |
|
|
Bibit yang akan diangkut
ke lapangan penanaman sebaiknya disiram terlebih dahulu. Pengangkutan
bibit ke lapangan penanaman dilakukan pagi atau sore hari
dan dikerjakan dengan hati-hati.
Pembongkaran bibit di lapangan dikerjakan hati-hati seperti
halnya pada waktu pengangkutan. Apabila jarak angkutan bibit
cukup jauh, maka bibit yang telah dibongkar dirawat lebih
dahulu beberap hari sebelum ditanam.
Bibit-bibit ini (dari biji) dapat ditanam di lapangan sewaktu
masih muda sekali, yaitu sebelum perakarannya tumbuh keluar
pot, sebab gangguan terhadap perakaran dapat mematikan bibit
itu.
Bibit juga harus mempunyai ukuran tinggi 50-75 cm dan berumur
1-1 1/2 bulan.
Bibit dari okulasi dapat ditanam di lapangan pada umur 6-8
bulan. Jika panjang tunas telah mencapai 2-30 cm, potonglah
bagian atas pohon pangkal dan lukanya ditutup parafin. Untuk
okulasi sebaiknya dilakukan pada saat udara cerah dan tidak
hujan. Bibit dari cangkokan, umumnya setelah 1-2,5 bulan,
cangkokan sudah
berakar banyak dan cangkok dapat diambil. Setelah disapih
beberapa hari, cangkok dapat ditanam di lapangan.
|
|
6.2. |
Pengolahan Media
Tanam |
|
1) |
Persiapan |
|
Sebelum kegiatan penanaman
dilaksanakan, perlu dilakukan pemeriksaan lapangan dan
berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan ditentukan batas-batas
areal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
nangka seperti gulma, genangan air, struktur serta pola
tekstur tanah harus dibenahi/dikendalikan. Untuk itu
tindakan pembersihan lapangan secara total, pengaturan
drainase dan pengolahan tanah terutama di tempat yang
akan dibuat lobang tanam.
|
2) |
Pembentukan Bedengan |
|
Beberapa ketentuan
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bedengan pembibitan
sebagai berikut:
a) |
Ukuran bedengan beragam tetapi biasanya
digunakan antara 5 x1 m atau 10 x 1 m. |
b) |
Bedengan membusur arah
Utara ke Selatan dan pinggirnya diperkuat dengan
bambu, batu merah, atau kayu serta permukaannya
ditinggikan 10-15 cm dari atas permukaan tanah.
|
c) |
Antar bedengan berjarak 0,45 m dan setiap 5-10
m bedengan dibuat jalan pemeriksaan sekitar 60-100
m. |
d) |
Saluran air dibuat sepanjang kiri kanan pemeriksaan. |
e) |
Bedengan diberi naungan
dengan atap nipah atau sarlom. Bagian yang menghadap
ke timur dibuat lebih tinggi daripada yang menghadap
ke Barat.
|
f) |
Dalam bedengan disusun
kantong-kantong plastik yang sudah diisi media
tumbuh dan sudah diberi lobang-lobang kecil
di bagian bawahnya. Media tumbuh yang digunakan
campuran tanah lapisan olah, pupuk organik,
dan pasir halus dengan perbandingan 2:1:1. Ukuran
kantong plastik yang digunakan 20 x 30 cm dengan
tebal 0,08 mm dan berwarna hitam.
|
|
3) |
Pengapuran |
|
Apabila pH tanah bersifat
terlalu asam atau basa maka perlu dilakukan beberapa
upaya agar nangka bisa tumbuh dan memberikan hasil yang
optimal. Apabila terlalu asam (pH<5) dapat ditambahkan
kapur, jika terlalu basa (pH>7) bisa ditambahkan
belerang. Dosis yang dipakai tergantung pada kondisi
tanahnya namun sebagai pedoman 1 kg kapur atau belerang
untuk 1 m3 lobang tanam.
|
4) |
Pemupukan |
|
Pada lobang tanam,
tanah hasil galian dicampur dengan pupuk kandang 20
kg/lubang dan dolomit 0,5 kg/lubang (untuk menaikkan
pH). Tanah campuran ini dimasukkan ke lubang 2-3 minggu
sebelum penanaman. Seminggu sebelum tanam berilah pupuk
NPK (15-15-15) 100 gram ke dalam lubang penanaman.
|
|
6.3. |
Teknik Penanaman
1) |
Penentuan Pola Tanam |
|
Pola usaha
pekarangan adalah bertanam di lahan sekitar rumah. Hasil
ini tidak semata-mata untuk dijual tetapi sebagian untuk
dikonsumsi sendiri. Sedangakan pola usaha kebun yaitu
bertanam di lahan yang jauh lebih luas dari pekarangan
dengan pertimbangan hasilnya untuk memnuhi kebutuhan
pasar, modal dan tenaga kerja cukup tersedia serta lahannya
sesuai dengan persyaratan tempat tumbuh nangka.
Pola usaha kebun dapat berbentuk kebun tanaman murni
dan kebun tanaman campuran. Pada kebun tanaman murni
hanya ditanam satu jenis tanaman yaitu seluruhnya ditanami
nangka. Sedangkan di kebun campuran, pohon nangka dicampur
nenas, pepaya, dan sebagainya.
Pohon nangka yang dipelihara di kebun buah jarak tanamnya
8 - 12 m, dalam pola segi empat atau segi enam: kepadatan
yang umum adalah 100-120 batang/ha. Jarak tanamnya antara
lobang tanam 12 x 12 m atau 4 x 6 m.
|
2) |
Pembuatan Lubang Tanam |
|
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 0,5 x
0,5 x 0,5 m atau 1 x 1 x 0,5 m. Pada saat penggalian lubang
tanam, tanah bagian atas dipisahkan dari tanah bagian
bawah. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang
yang sudah matang sebanyak 20 kg per lubang. Lubang tanah
yang telah digali dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu,
agar mendapat sinar matahari sehingga teroksidasi dengan
baik. Untuk menghindari kendala tanah asam, tanah galian
dicampur dengan dolomit/kapur pertanian sebanyak 0,5-1
kg per lubang tanam dan tanah campuran ini dimasukkan
ke dalam lubang 2-3 minggu sebelum penanaman. Untuk tanah
yang terlalu berat, selain pengolahan tanah dapat pula
ditambahkan pasir sebanyak 0,5 kaleng per lubang. Seminggu
sebelum tanam berilah NPK (15–15–
15) 100 gram ke dalam lubang penanamn apabila perlu. Bibit
hasil semaian atau okulasi ditanam tegak dan kokoh ke
dalam tengah lubang penanaman. Jarak antara lubang tanam
12 x 12 m atau 4 x 6 m. |
3) |
Cara Penanaman |
|
Penanaman dilakukan sore hari atau pagi
hari pada permulaan musim penghujan yaitu saat curah hujan
sudah cukup merata.
Bibit ditanam pada lubang yang sudah tersedia, tegak lurus.
Sebelum bibit ditanam, kantong plastik harus dibuang.
Kalau penanaman dilakukan di luar musim penghujan atau
karena adanya kelainan iklim, yaitu musim hujan tiba-tiba
berubah menjadi kemarau lagi, maka bibit yang telah ditanam
perlu disiram secara teratur. |
4) |
Pembuatan Lubang pada Mulsa |
|
Pemberian mulsa
di sekitar pohon nangka sangat perlu; terutama pada saat
musim kemarau untuk meningkatkan kelembapan tanah. Namun
pada musim hujan mulsa tidak diperlukan karena dapat mendatangkan
serangan jamur. Mulsa juga dapat dimasukkan ke dalam tanah
sebagai pupuk organi, pemberian dua kali per tahun sangat
membantu pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk pabrik majemuk
dilakukan di Malaysia dengan dosis 2-3 kg per pohon.
|
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman tanaman yang mati dilakukan pada saat hujan
masih turun di tahun pertama dan tahun kedua.
- Penyiangan
Penyiangan atau membebaskan tanaman dari serangan
gulma atau tumbuhan pengganggu dilakukan dengan cara
membersihkan gulma secara manual/kimia dari tanaman
nangka dengan radius 1-2 m. Pengendalian gulma secara
kimiawi menggunakan herbisida misalnya Paracol 1,5
liter dalam 600 liter air per ha atau Roundup 2-3
liter dalam 800 liter air/ha.
Penyiangan pertama dilakukan 1-2 bulan setelah penanaman,
selanjutnya setiap 2-4 bulan dilakukan selama 2-3
tahun. Penyiangan dilakukan dengan cara manual atau
kimiawi.
- Pemupukan
Pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang atau
pupuk kompos 1-2 kali setahun sebanyak 20 kg per tanaman.
Pemberian pupuk anorganik dilakukan satu minggu setelah
penanaman dengan dosis 100 gram NPK per tanaman. Pemupukan
kedua pada umur 6 bulan dengan dosis 150 gram NPK
per tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada tanaman
umur 12 bulan dengan dosis 200 gram per tanaman. Pemupukan
keempat pada umur 18 bulan dengan dosis 250 gram per
tanaman dan pemupukan kelima dilakukan pada tanaman
umur 24 bulan dengan dosis 300 gram per tanaman. Selanjutnya
bagi tanaman yang sudah berbunga pada lahan tidak
subur dapat ditambahkan pupuk organik 650 gram/pohon.
Untuk meningkatkan tanaman diperlukan tambahan pupuk
daun guna merangsang pembentukan daun. Pemberian pupuk
daun dilakukan selang 2
minggu sampai tanaman umur 17 bulan. Jenis pupuk daun
yang digunakan Gandasil D/Bayfolan.
- Pengairan dan Penyiraman
Tanaman nangka membutuhkan drainase
yang baik. Pengairan ini diperlukan untuk meningkatkan
produktivitasnya.
Tanaman nangka memiliki perakaran dalam, tidak membutuhkan
penggenangan pada saat musim kemarau karena tanaman
nangka kurang toleran terhadap genangan. Akarnya masih
mampu meyerap air pada tanah yang dalam. Pemberian
air tambahan diperlukan selama dua tahun pertama pertumbuhannya.
- Pemeliharaan Lain
Pemangkasan dilakukan pada bagian tanaman yang tidak
subur dan tidak produktif. Pemangkasan cabang dilakukan
terhadap pohon nangka yang bertajuk rimbun agar sinar
matahari tidak terhalangi sehingga merangsang perbungaan.
Pemangkasan dibatasi pada penjarangan pucuk ketika
pohon mulai ditanam dan sedikit pemotongan dahan-dahan
yang mengandung buah agar memudahkan mencapai buah
untuk dibungkus dan kemudian dipanen.
Pemangkasan cabang dimaksudkan untuk mengatur pembuahan,
karena bunga betina muncul pada batang utama atau
cabang primer.
Perangsangan pembungaan dilakukan dengan cara melukai,
mengebor/mengikat batang. Tujuan perlakuan untuk menghambat
hasil asimilasi daun agar tidak meyebar ke seluruh
bagian tanaman, melainkan untuk merangsang pembungaan.
Agar buah nangka hasilnya baik dan besar, lakukan
penjarangan buah. Buah yang mulai membesar bungkuslah
dengan kantong/kertas semen yang sudah dicelupakan
ke dalam larutan insektisida. Bisa juga dibungkus
dengan anyaman dedaunan, misalnya menggunakan daun-daun
palem atau anyaman kelapa. Tindakan ini dapat menghalangi
serangan tikus atau kelelawar, dan memikat semut yang
dapat mengusir serangga lain sehingga diperoleh buah
yang kulitnya mulus dan cerah.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
Ulat diaphania caesalis yaitu penggerek pucuk,
membuat terowongan sampai ke kuncup, pucuk muda, dan
buah. Pemotongan bagian yang terserang memutuskan daun
hidupnya karena ulat-ulat ini akan menjadi pupa di dalam
terowongan itu; buah dilindungi dengan dibungkus atau
disemprot insektisida Thiodan 35 EC. Penggerak kulit
batang; berupa ulat-ulat Indarbela tetraonis dan
Batocera rufomaculata diberantas dengan mengasap
lubang-lubang mereka/disemprot dengan insektisida sistemik
yang mengandung bahan aktif karboril (Sevin 85 S). Kumbang-kumbang
belalai (weevil) coklat yang menyerang kuncup,
Ochyromera artocarpi, merupakan hama nangka yang
khas. Tempayaknya (grubs) masuk ke dalam kuncup dan
buah yang masih lunak, yang dewasa memakan daun. Bagian
tanaman yang terserang dihancurkan, dan diperlukan insektisida.
Menyeruaknya kumbang bersayap selaput (spittle bug),
Cosmoscarata relata, memakan daun muda. Nimfa
hidup bersamasama dalam suatu massa busa yang disekresi
oleh mereka ; nimfa dipungut dan dihancurkan. Larva
lalat buah , Dacus dorsalis dan D.
umbrosus sering menyerang buah. Untuk menghindari
serangannya, buah nangka hendaknya dibungkus; buah yang
matang atau kelewat matang jangan dibiarkan bergeletakkan
di tanah, tetapi hendaknya dikubur-kubur dalam, dan
penyemnprotan pada umpan dapat dilakukan. Hama-hama
lainnya adalah bermacam-macam serangga pengisap, seperti
kutu tepung, afid, lalat putih, dan ‘thrips’,
juga ulat perekat daun (leaf webber).
Hama nangka yang lain adalah kepik Helopeltis (Miridae,Hemiptera).
Nimfa dan kepik dewasa menghisap cairan bagian tanaman
yang masih muda (daun dan buah). Ukuran telurnya 1,5
m, diletakkan dengan cara ditusukkan pada jaringan tanaman.
Masa inkubasi 5-7 hari. Nimfa dan kepik dewasa warnanya
bervariasi, hijau atau kuning-kehitaman dan kuning oranye.
Mengalami 5 kali masa instar. Kepik dewasa panjangnya
berkisar 6,5-7,5 mm dengan kemampuan bertelur sampai
18 butir. Beberapa musuh alami diantaranya yang berupa
parasit adalah Euphorus helopeltis, Erythmelus
helopeltis dan sebagai predator adalah Sycanus
leucomesus, Isyndrus sp. dan Cosmolestes picticeps.
Untuk pengendaliannya populasi biasanya terkendali oleh
musuh alam apabila populasi tinggi dapat dilakukan dengan
insektisida misal Lannate 25 WP, Atabron 50EC.
|
|
7.2. |
Penyakit
Bakteri mati bujang
(Erwinia carotovora) sering menyerang pohon nangka,
juga cempedak. Jamur tersebut pertama kali menyerang bagian
pucuk dan turun pada tajuk berikutnya. serangan yang hebat
dapat mematikan pohonnya. Di India dilaporakan serangan
busuk akar dan busuk batang dilakukan oleh jamur Rhizopus
artocarpi yang menyebabkan keruguian tanaman hingga
15-30 %. Jamur ini umunya meyerang tunas bunga. Beberapa
penyakit yang cukup penting antara lkain Colletotrichum
lagenarium, Phomopsis artocarpina, Septoria artocarpi,
dan Corticium salmonicolor. Jamur tersebut
kebanyakan menyerang pada musim penghujan. Pemotongan
bagian tanaman yang terserang akan banyak membantun mengatasi
serangan, di samping itu sanitasi kebun dan pemupukan
dapat meningkatkan kesehatan tanaman. |
|
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Panen
Kematangan buah ditentukan melalui kriteria sebagai berikut:
a) |
Apabila buah tersebut dipukul-pukul dengan
benda (misalnya punggung pisau) akan berbuyi nyaring. |
b) |
Perubahan warna kulit buahnya dari hijau pucat ke kuning
kehijau-hijauan atau kecoklat-coklatan |
c) |
Mengeluarkan bau yang khas atau aromanya harum. |
d) |
Durinya mulai lunak dan jarak satu duri dengan duri
lainnya semakin lebar |
e) |
Kulit buah terlihat seperti akan pecah. |
|
8.2. |
Cara Panen
Cara pemetikan buah nangka matang ialah gagangnya dipotong dengan
pisau tajam dan buah nangka itu diturunkan dengan hati-hati.
Pohon nangka yang berbuah besar berbuah pada umur 5-10 tahun
sedangkan nangka mini pada umur 1,5-2 tahun. Pada umumnya buah
masak setelah 8 bulan sejak bunganya muncul.
|
8.3. |
Periode Panen
Umur maksimum produksi buah 20-30 tahun, sesudah itu harus
diremajakan. Hasil buah per tahun per pohon beragam umumnya
berkisar 8-12 buah/pohon/tahun.
|
|
9. |
PASCA PANEN |
|
9.1. |
Pengumpulan
Buah nangka dikumpulkan oleh pemborong atau dibawa langsung
ke pasar dan dijual ke pedagang eceran atau dibelah dan dilepas
satu-satu untuk dijual langsung ke konsumen. |
9.2. |
Penyimpanan
Daging buah nagka yang tebal itu seringkali diekstrak, dibersihkan,
dan dijual dalam keadaan ekstrak segar. Jika persediaan melimpah,
buah nangka diawetkan, caranya ialah: daging buah dipisahkan
dari bijinya, kemudian dicuci, dipipihkan, dan dijemur ditambah
gula atau sirop, atau tanpa diberi apa-apa. Hasil olahan ini
dijual sebagai kue kering. Di semenanjung Malaysia dilakukan
pengalengan. |
9.3. |
Penanganan Lain
Daging buah nangka digunakan untuk mengharumkan es krim dan
minuman/dijadikan madu nangka, konsentrat, atau tepung dan dimanfaatkan
dalam pembuatan minuman. Biji nangka bisa dibuat tepung biji
nangka yang dicampurkan ke dlam tepung gandum untuk pembuatan
roti. Penggunaan tepung biji nangka sebagai bahan substitusi
sebagian tepung terigu dalam pembuatan cookies dan BMC (Bahan
Makanan Campuran).
|
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha tani tanaman nangka buah besar seluas
1 ha pada tahun 1999 di daerah Sukabumi (Jawa Barat).
1) |
Biaya produksi
tahun ke-1
1. Tanah 1 ha @ m2 x Rp. 15.000,-
2. Bibit 150 pohon @ Rp. 50.000,-
3. Pupuk
- Kandang 9500 kg @ Rp. 60,-
- Urea 1400 kg @ Rp. 1.600,-
- TSP 1400 kg @ Rp. 1.500,-
- KCl 1400 kg @ Rp. 1.600,-
-NPK 1400 kg @ Rp. 2.800,-
- Hormon/mineral 70 liter @
Rp. 3.500,-
4. Obat dan pestisida
- Insektisida 150 liter @ Rp.
5.000,-
- Fungisida 150 liter @ Rp.
5.000,-
5. Alat dan bangunan
- Bangunan dan sumur
- Alat semprot 2 unit @ Rp.
75.000,-
- Cangkul 2 buah @ Rp. 5.000,-
- Sabit 2 buah @ Rp. 3.500,-
- Garpu 2 buah @ Rp. 3.000,-
- Golok 2 buah @ Rp. 7.500,-
- Gunting pangkas 3 buah @ Rp.
5.000,-
- Gergaji pangkas 2 buah @ Rp.
6.000,-
- Ember 5 buah @ Rp. 3.000,-
6. Tenaga kerja tetap
- Upah 5 bok 12 x 2 orang x
Rp. 30.000,-
- Pakaian 5 x Rp. 45.000,-
- THR 5 x Rp. 25.000,-
7. Tenaga kerja lepas
- Membuat lubang tanam 15 OH
@ Rp. 3.000,-
- Memupuk dan menanam 25 OH
@ Rp. 3.000,-
Jumlah biaya produksi tahun ke-1 |
Rp. 15.000.000,-
Rp. 7.500.000,-
Rp. 570.000,-
Rp. 2.240.000,-
Rp. 2.100.000,-
Rp. 2.240.000,-
Rp. 3.920.000,-
Rp. 245.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 2.500.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 7.000,-
Rp. 6.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 12.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 3.600.000,-
Rp. 225.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 45.000,-
Rp. 75.000,-
Rp. 42.115.000,- |
2) |
Pendapatan dan keuntungan
1. Tahun ke-5 produk ke 1: 0,25x150x30xRp. 30.000
Keuntungan Rp. 33.750.000 –
Rp. 42.115.000 =
2. Tahun ke-6 produk ke 2: 0,25x150x60xRp. 30.000
Keuntungan Rp. 67.500.000 - Rp.8.365.000
+
Rp. 16.765.000 |
Rp. 33.750.000,-
- Rp. 8.365.000,-
Rp. 67.500.000,-
Rp. 42.370.000,- |
3) |
Investasi rata-rata perpohon: |
Rp. 175.096,-
|
Keterangan: pada tahun ke-7 keuntungan sudah dapat menutupi
investasi yang dikeluarkan.
|
10.2. |
Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek buah nangka sebenarnya dapat dikatakan cukup cerah.
Perrmintaan komoditas buah ini selalu menunjukkan peningkatan,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sayangnya, besarnya
permintaan belum dapat diimbangi dengan produksinya. Kondisi
tersebut antara lain disebabkan masih jarangnya perkebunan nangka
yang dikelola dengan pendekatan agribisnis.
Prospek untuk meluaskan nangka di Asia Tenggara agak suram.
Pohon dan buahnya memiliki beberapa sifat buruk : hasil sulit
diperhitungkan, baik kualitasnya maupun waktunya, kerugian hasil,karena
penyakit dan hama, baunya yang terlalu menyenga dan ukuran buahnya
terlalu besar yang mengurangi potensi pasar ekspor. Akibatnaya
secara ekonomis hasilnya lebih rendah jika misalnya dibandingkan
dengan belimbing manis, nangka dan jambu biji.
Pemeliharaan kultivar-kultivar unggul merupakan langkah yang
penting sekali dalam menutup perbedaan antara potensi dan budidaya.
Ada beberapa kultivar yang baru dan rasanya memikat konsumen
yang sudah biasa memakannya; kultivar-kultivar ini dapat digunakan
untuk menembus pasaran lain.
Jika kultivar-kultivar dapat menggeser populasi yang berasal
dari benih, menjadi mudahlah mempelajari fenotipe pohonnya,
mengingat semua pohon dari satu kultivar memilki genotipe yang
sama. Ini berarti perbedaan antar pohon dalam irama pertumbuhan,
waktu berbunga, intensitas penyerbukan, pembentukan buah dan
hasil produksi mungkin disebabkan oleh adanya faktor-faktor
lingkungan. Jadi pengamatan fenologi suatu kultivar di berbagai
lingkungan dapat memberikan gambaran bagaimana berfungsinya
pohon dan memberikan pertanda untuk menyisihkan faktor-faktor
pembatas hasil. Peranan nangka pada masa mendatang bertumpu
pada pemakaian secara umum bahan pembiak melalui klon dan adanya
pengertian yang baik terhadap fenologi pohon dan kelebatan buahnya. |
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan syarat mutu,
cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan syarat penandaan. |
11.2. |
Diskripsi
----- |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
----- |
11.4. |
Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah nangka segar yang terdiri maksimum 1.000
kemasan atau 1000 buah, contoh diambil secara acak dari jumlah
kemasan atau jumlah buah dengan ketentuan sebagai berikut:
a) |
Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot:
1–5, pengambilan contoh semua. |
b) |
Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 6–100,
pengambilan contoh minimum 5. |
c) |
Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 101–300,
pengambilan contoh minimum 7. |
d) |
Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 301–500,
pengambilan contoh minimum 9. |
e) |
Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 501-1001,
pengambilan contoh minimum 10. |
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya
tiga buah kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan isi kurang
dari tiga buah diambil satu buah.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang
yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk
melakukan hal tersebut. |
11.5 |
Pengemasan
Buah nangka seyogyanya dikemas sesuai dengan pasar yang dituju.
Umumnya dikemas dengan kotak karton berkapasitas 10-12 kg atau
dikemas dalam keranjang bambu/kayu atau peti kayu berkapasitas
35-50 kg.
Label atau gantungan yang menyertai setiap kemasan harus mudah
dilihat dan berisi
informasi :
a) |
Produksi Indonesia |
b) |
Nama perusahaan/eksportir. |
c) |
Nama kultivar nangka. |
d) |
Kelas mutu. |
e) |
Jumlah buah dalam kemasan. |
f) |
Berat kotor. |
g) |
Berat bersih. |
h) |
Identitas pembeli di tempat tujuan. |
i) |
Tanggal panen. |
|
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
Anonimous, 1975. Bertanam Pohon Buah-buahan Jilid
II. Yayasan Kanisius, Jakarta |
2. |
Anonimous, 1993. Ragam Buah Unggul Nasional. Bonus Trubus
No. 289- Desember 1993/Tahun XXIV |
3. |
Anonimous, 1984. Nangka Misin, Gabungan Nangka dan Cempedak.
Buletin Informasi Pertanian, 1983/1984; No. 05. Departeman Pertanian. |
4. |
Harry, N.R, 1994. Nangka. Dalam Lembaran Informasi Prosea.
No.7. PROSEA Indonesia- Yayasan PROSEA, Bogor. Hal: 41-42 |
5. |
Heyne, K, 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Cetakan I. Badan
Litbang Kehutanan, Jakarta |
6. |
Lembaga Biologi Nasional-LIPI, 1977. Buah-buahan Cetakan Kedua.
PN. Balai Pustaka, Bogor |
7. |
Saptorini, N, Eti Widayati, dan Lila Sari, 1994. Membuat Tanaman
Cepat Berbuah Edisi VIII. Penerbit: Penebar Swadaya, Jakarta |
8. |
Suharti, Sri dan Harun Alrasyid, 1993. Pedoman Teknis Tanaman
Buah Nangka (Artocarpus Heterophyllus Lamk). Informasi Teknis
No. 41. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi
Alam, Bogor |
|
No comments:
Post a Comment